Ethnography, Agar (1980) dan David M. Fetterman (1989)

Ethnography,  Agar (1980) dan David M. Fetterman (1989)

 

Etnografi adalah sebuah seni dan ilmu yang mengambarkan sebuah kelompok dalam kebudayaan. Gambaran dapat berupa sebuah kelompok kecil pada beberapa wilayah yang asing atau masyarakat pada kelas pinggiran. Hal ini seperti seseorang yang menjadi seorang investigative reporter yang mewawancarai orang-orang yang bersangkutan, meringkas apa yang telah direkam, mempertimbangkan kebenaran opini dari satu orang dan pertentangannya dengan pendapat orang lain, mencari hubungan kepentingan-kepentingan khusus dan organisasi, dan menuliskannya. Kunci dari perbedaan diantara investigative reporter dan etnografer adalah jurnalis bertindak dalam menggali sesuatu yang tidak biasa, misalnya pembunuhan, tabrakan pesawat, perampokan bank, sedangkan etnografer menulis kebiasaan sehari-hari, misalnya tentang pikiran dan tingkah laku manusia.

Cover buku: Ethnography David M. Fetterman (1989)

Cover buku: Ethnography David M. Fetterman (1989)

Sebelum terjun ke lapangan etnografer mulai dengan sebuah masalah, teori atau model, sebuah desain penelitian, teknik pengumpulan data spesifik, alat untuk analisis, dan gaya penulisan yang spesifik. Etnografer mulai dengan prasangka dan mempertimbangkan ide tentang bagaimana orang bertindak dan bagaimana mereka berpikir. Prasangka menyajikan  fungsi positif dan negatif. Tidak terkontrolnya prasangka bisa mempengaruhi kualitas penelitian etnografi. Merujuk pada efek negatif dari prasangka, etnografer harus membuat prasangka yang spesifik dan jelas. Sebuah rentetan dari pengawasan kualitas khusus seperti triangulasi, kontekstualisasi, dan non-judgmental merupakan hal yang berorientasi pada pemeriksaan pengaruh negatif dari prasangka. Etnografer harus terbuka dalam penelitiannya. Etnografer tertarik pada pemahaman dan penggambaran sebuah adegan sosial dan budaya dari emic atau insider’s perspective. Ethnografer adalah storyteller dan scientist.

Theory & hypothesis testing

Pokok masalah pada ilmu sosial yakni pada bagian hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara dari beberapa teori yang dipakai. Teori sendiri memiliki beberapa definisi, tetapi pada intinya teori merupakan sesuatu yang empiris. Hipotesis adalah pernyataan dari beberapa prediksi yang diyakini kebenarannya dari asumsi-asumsi yang ada. Asumsi-asumsi dihubungkan dengan teori yang ada apakah relevan atau tidak. Hipotesis merupakan hubungan antar variabel. Variabel dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang diberikan pada informan melalui kuesioner, tes psikologi, sensus, atau games yang dilakukan dalam laboratorium. Kelompok atau grup yang akan diteliti harus diidentifikasi terlebih dahulu sebagai subjek penelitian. Dalam memilih subjek penelitian, menentukan sampel dapat dilakukan dengan teknik random atau bukan random.

Fieldwork & participant observation

Fieldwork & participant observation

Fieldwork & participant observation

Penelitian lapangan, dimana peneliti ikut terjun ke lingkungan masyarakat yang diteliti dan ikut merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut. Dalam fieldwork data yang terkumpul lebih valid karena peneliti mendapatkan data secara langsung daripada hanya sekadar kumpulan dari literatur yang masih perlu dibuktikan kebenarannya kembali. Peneliti sebagai participant observation, ikut terlibat dalam masyarakat yang di telitinya, menjadi bagian dari kehidupan mereka. Hal ini bertujuan agar peneliti lebih peka dan tanggap terhadap situasi yang muncul.

Holistic perspective

Seorang Etnografer mempelajari sesuatu yang baru dan kemudian mencoba untuk mengerti bagaimana itu terhubung dengan berbagai aspek dalam situasi dengan hal yang baru terjadi. Mencari hubungan-hubungan ini secara lebih luas dinamakan holistic perspective. Bersifat menyeluruh antar berbagai aspek-aspeknya.

Intinya, seorang etnografer dalam melakukan penelitian etnografi melihat masyarakat dan membandingkannya dengan konteks tertentu, kemudian membuat hipotesis berdasarkan teori yang dipakai dengan sebelumnya mengujicobakan hipotesis tersebut, apakah sesuai atau tidak, dan kemudian terjun lapangan dengan ikut terlibat sebagai bagian dari partisipan penelitian, serta dalam penulisannya dengan menggunakan analisis holistic perspective yang bersifat menyeluruh. (Sri Fitri Ana, Antropologi, Universitas Indonesia)

Leave a comment